M. Hendri Agustiawan, SH, SA

Sabtu, 22 Oktober 2016

سيدنا حسين

Pada suatu pagi tanggal 10 Muharram Imam Husain radiallahu anhu mengenakan sorban (as sahab) dari Rasulullah sallalahu alayhi wa alihi wasallam dan kemudian menunggang kuda (al Murtajaz) yang juga dari Nabi.

Dibawanya pula pedang Nabi dan dikenakannya jubah (burdah) dari Nabi. Serta membawa mushaf Al Qur'an.

Lalau ia berjalan dihadapan ribuan bala tentara di medan perang.

Dipandangnya nanar ribuan pasukan itu. Ia melihat busur, panah, tombak, pedang, belati, jendral perang, dan semua jenis persenjataan.

Ia bertanya, apa yang akan Anda lakukan kepada keluarga Nabi?

Anda melihat mereka sebagai musuh, padahal mereka mengatakan la ilaha illalah Muhammad Rasulullah.

Tetapi mereka adalah budak dari segala budak. Yaitu orang-orang yang melalaikan sesuatu.

Kalian semua bersatu untuk melawan keluarga Nabi. Pengkhianatan adalah tipu daya. Kalian menjadi seburuk-buruknya pasukan sekarang.

Ia meletakkan tangannya ke langit dan berkata, "Ya Allah aku berseteru dengan keluargaku sendiri, aku tidak memiliki siapapun sekarang, mereka menolak mendukungku".

Ia ingin mengatakan banyak hal ketika orang-orang melihatnya. Mengapa dia memakai benda-benda dari Nabi sallalahu alayhi wa alihi wasalam?

Sebenarnya ia tidak ingin mendapatkan simpati dari mereka. tapi ia hanya ingin menyampaikan sebuah pesan kepada mereka.

"Anda orang terburu-buru untuk mendapatkan berkah dari kuku baginda Rasulullah, berkat dari rambutnya, saya memakai segala sesuatu dari Rasulullah, darah saya adalah darah Rasulullah, kulit saya kulitnya. saya ada dalam diri baginda Muhammad dan beliau ada di dalam diri saya. Husain adalah saya dan saya adalah Husain."

Sayidina Hussain mencoba untuk memberitahu mereka pesan itu. Ia yang menyimpan pesan itu untuk kalian. Lantaran pesan inilah yang akan menyelamatkan kalian. Sebuah pesan yang akan menuntun kalian ketika kalian dalam keadaan terpuruk.
-Shaykh Dr. Muhammad Bin Yahya Al Husayni An Ninowy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar