M. Hendri Agustiawan, SH, SA

Sabtu, 19 Oktober 2013

Dua Timba



Dua Timba
              Seorang pengangkut air di desa terpencil memiliki dua timba besar,setiap timba bergantung pada masing-masing ujung galah yang ia pasang pada lehernya ,satu timba dalam keadaan sempurna,sementara yang satu mengalami retak . Ketika timba yang sempurna selalu mampu membawa air secara penuh dari sungai ke rumah tuan sang pengankut air,timba yang  retak malah hanya mampu membawa setengahnya saja.
                Selama tiga tahun hal ini terjadi setiap hari dan sang pengangkut air hanya mampu membawa satu setengah timba air sesampai di rumah tuanya.Tentu saja timba yang sempurna bangga bisa selalu membawa air dengan penuh,sementara timba yang retak merasa malu dengan ketidak sempurnanya karena hanya mampu membawa air setengahnya saja .Setelah tiga tahun mengalami kegagalan yang pahit ,timba yang retak itu berkata pada sang pengangkut air di pinggir sungai .
                ‘’Saya malu dengan diri saya sendiri ,dan saya ingin meminta maaf pada anda.’’
                ‘’Mengapa?’’ tanya sang pengangkut air . ’’Kenapa harus malu?’’
                ‘’Saya hanya mampu selama tiga tahun terahir ,membawa setengah isi timba karena retak ini menyebabkan air merembes keluar di sepanjang perjalanan kerumah tuan anda .Dikarenakan ketidak sempurnaan saya ,anda menanggung semua ini,anda tidak mendapatkan penghargaan yang semestinya dari usaha anda selama ini .’’ jawab sang ember .
                Sang pengangkut air mencoba menghiburnya , dan dengan lembut ia bekata ,’’ ketika nanti kita kembali kerumah tuan saya ,saya ingin kamu melihat bunga-bunga yang cantik di sepanjang jalan.’’
                Dan benar,ketika coba menaiki  bukit  ,timba retak itu melihat matahari menghangatkan buanga-bunga liar  yang indah di sepanjang jalan, dan ini sedikit membuat dia gembira .Tapi di ujung jalan ,dia masih saja merasa sedih karena air yang ia bawa hanya tinggal setengahnya saja, dan sekali lagi dia minta maaf pada sang pengangkut air karena kegagalanya.
                Sang pengangkut air berkata ‘’ Apakah kamu melihat ada banyak bunga indah hanya ada di sisi jalanmu,bukan di sisi jalan timba yang lain?’’
                ‘’Ini semua karena saya selalu menyadari  ketidak sempurnaanmu ,dan saya mengambil keuntungan dari itu .saya menabur benih bunga di sisi jalan ,dan setiap hari ketika saya berjalan kembali kerumah tuanku ,kamu menyiraminya .
                Selama tiga tahun saya dapat memetik bunga-bunga cantik ini untuk menghiasi ruangan rumah tuan saya .Tanpa keadaanmu yang seperti sekarang  ini ,rumah tuanku tak akan seindah ini.’’
                Setiap dari kita memiliki kekurangan yang unik.Kita semua adalah timba yang retak .Tetapi jika kita dapat menerima keadaan ini dengan senang hati ,Tuhan akan memberikan keajaiban bagi kita .
                Dalam kasus ekonomi tuhan,tidak ada satupun yang sia-sia.
                Jadi ketika kita melaksanakan tugas-tugas kita,seperti yang diperintahkan tuhan ,maka janganlah terlau kuatir dengan kekurangan-kekurangan kita.
                Terimalah kekurangan-kekurangan itu,dan ambil manfaatnya untk mempercantik jalan-Nya.
                Berbesar hatilah ,ketahuilah bahwa didalam kelemahan kita ,kita akan medapat kekuatan-Nya .Dan apa yang telah Tuhan janjikan kepada kita pasti akan terwujud.
                                                                                                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar